Hubungan seks tidak hanya menjanjikan kenikmatan, tetapi juga dapat
menimbulkan penyakit-penyakit aneh yang tak biasa. Meski jarang terjadi,
tapi beberapa orang di dunia benar-benar mengalaminya.
Berikut 4 penyakit aneh yang berhubungan dengan seks, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Senin (9/12/2013):
Berikut 4 penyakit aneh yang berhubungan dengan seks, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Senin (9/12/2013):
1. Sindrom takut penis hilang
Banyak orang yang belum pernah mendengar tentang koro. Ini adalah
kondisi mental yang jarang terjadi. Penderita koro memiliki rasa takut
yang irasional, takut alat kelamin eksternalnya mengalami penyusutan
atau bahkan menghilang.
Koro sebagian besar terjadi pada pria, yang khawatir bahwa penis mereka akan menghilang. Hanya sebagian kecil kasus terjadi pada wanita, yang takut bagian-bagian tubuhnya seperti vulva dan puting payudara menyusut.
Penderita koro biasanya mengalami kecemasan intens yang tiba-tiba, yang berlangsung selama beberapa jam sampai dua hari. Kondisi ini bisa kronis dan berulang.
Sindrom ini paling sering ditemui di China Selatan dan tempat lain di Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Koro diakui sebagai penyakit menular seksual dalam pengobatan tradisional China.
Koro sebagian besar terjadi pada pria, yang khawatir bahwa penis mereka akan menghilang. Hanya sebagian kecil kasus terjadi pada wanita, yang takut bagian-bagian tubuhnya seperti vulva dan puting payudara menyusut.
Penderita koro biasanya mengalami kecemasan intens yang tiba-tiba, yang berlangsung selama beberapa jam sampai dua hari. Kondisi ini bisa kronis dan berulang.
Sindrom ini paling sering ditemui di China Selatan dan tempat lain di Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Koro diakui sebagai penyakit menular seksual dalam pengobatan tradisional China.
2. Fobia seks
Genophobia, juga dikenal sebagai Coitiphobia, adalah ketakutan
berlebihan pada hubungan seksual. Orang dengan ketakutan ini bisa takut
semua tindakan seks, seperti bercinta, melihat adegan seks, bahkan takut
menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Genophobia paling mungkin terjadi setelah trauma parah. Pemerkosaan dan penganiayaan adalah pemicu yang paling umum genophobia, pendidikan budaya dan ajaran agama juga dapat meningkatkan risiko ketakutan seks ini. Genophobia kadang-kadang terkait dengan ketidakamanan atau masalah citra tubuh, serta masalah medis.
Genophobia paling mungkin terjadi setelah trauma parah. Pemerkosaan dan penganiayaan adalah pemicu yang paling umum genophobia, pendidikan budaya dan ajaran agama juga dapat meningkatkan risiko ketakutan seks ini. Genophobia kadang-kadang terkait dengan ketidakamanan atau masalah citra tubuh, serta masalah medis.
3. Alergi sperma
Sekitar satu dari setiap 40.000 wanita dapat mengalami alergi
terhadap sperma. Meskipun sensitivitas seksual ini jarang terjadi, para
ahli menyatakan bahwa air mani dapat mengubah keseimbangan pH dalam
vagina pada beberapa wanita, sehingga timbul iritasi, debit cairan
vagina tinggi, gatal-gatal, dan bengkak.
Hal ini bahkan juga dapat terjadi jika Anda memiliki alergi yang kuat terhadap makanan dan pasangan baru saja memakannya sebelum melakukan hubungan seks. Untuk mengurangi gejala alergi sperma adalah dengan menggunakan kondom ketika bercinta.
Hal ini bahkan juga dapat terjadi jika Anda memiliki alergi yang kuat terhadap makanan dan pasangan baru saja memakannya sebelum melakukan hubungan seks. Untuk mengurangi gejala alergi sperma adalah dengan menggunakan kondom ketika bercinta.
4. Post-orgasmic Illness Syndrome (POIS)
Ketika seseorang mengalami gejala seperti flu, sakit kepala,
pilek, nyeri otot atau sendi, kelelahan dan sulit berkonsentrasi tepat
setelah berhubungan seks, mungkin dirinya memiliki post-orgasmic illness
syndrome (POIS).
POIS adalah penyakit yang tidak biasa dan pertama kali diidentifikasi pada tahun 2002. Penyakit ini cenderung mempengaruhi laki-laki dalam waktu 30 menit setelah ejakulasi.
Para peneliti dan dokter masih belum yakin penyebab dari respons ini, namun studi awal menunjukkan bahwa pria mungkin mengalami reaksi alergi sistemik terhadap air maninya sendiri.
POIS adalah penyakit yang tidak biasa dan pertama kali diidentifikasi pada tahun 2002. Penyakit ini cenderung mempengaruhi laki-laki dalam waktu 30 menit setelah ejakulasi.
Para peneliti dan dokter masih belum yakin penyebab dari respons ini, namun studi awal menunjukkan bahwa pria mungkin mengalami reaksi alergi sistemik terhadap air maninya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar