Rabu, 15 Januari 2014


Haji namanya. Usianya sudah 80 tahun. Tapi tahukah Anda, dia sudah berhenti mandi sejak dia berusia 20 tahun. Artinya, dia sudah tidak menyentuh air selama 60 tahun.
Haji percaya bahwa hidup bersih justru akan membuatnya sakit. Karena itu, dia memilih hidup "alami", bersatu dengan alam sepenuhnya. Haji tinggal secara terisolasi di Desa Dejgah Iran Selatan. 
Menurut Tehran Times, Haji sangat membenci kontak dengan air. Saran untuk membersihkan tubuh dengan air akan membuat Haji marah. Oleh sebab itu, jangan heran bila rupa Haji tak ubahnya seperti batu berbalut pasir. 
Jika Haji berdiri diam, dia bisa jadi disangka patung karena tubuhnya tidak pernah tersentuh air.
Bukan hanya mandi yang dibenci Haji. Dia juga tidak menyukai makanan segar ataupun air minum yang sudah disterilisasi. Sebaliknya, dia mengambil makanannya dari alam. Terkadang berupa sisa mangsa yang ditinggalkan begitu saja. Sementara untuk minum, Haji mengambilnya dari sungai menggunakan kaleng yang sudah berkarat.
Menurut penduduk Desa Dejgah, Haji juga tidak pernah pergi ke tukang cukur untuk merapikan rambutnya yang sudah memutih. Sebaliknya, dia menggunakan api unggun dan membakar rambutnya jika sudah dirasa terlalu panjang. 
Haji tidak punya rumah. Dia hidup dalam sebuah lubang di tanah. Dia mengaku tidak pernah merasa kedinginan karena tanah menghangatkannya. Penduduk setempat yang kasihan membuatkan Haji sebuah gubuk sederhana di mana Haji kerap terlihat tidur siang. 
Apa yang membuat gaya hidup Haji begitu unik? Para penduduk percaya Haji pernah mengalami peristiwa yang membuatnya begitu depresi sehingga dia kehilangan akal sehat. Kendati demikian, Haji selalu terlihat bahagia dengan pilihan hidupnya. Malah, bisa dikatakan jauh dari stres dan tekanan yang kerap membebani kehidupan masyarakat perkotaan.
Sebenarnya, dilansir Oddity Central, Haji bukanlah satu-satunya orang yang membenci mandi. Dua tahun lalu, mencuat pemberitaan mengenai Kailash Singh, pria India yang sudah tidak mandi selama 38 tahun.

0 komentar:

Posting Komentar